Mapos, Mamuju – Pernyataan Calon Bupati Mamuju, Habsi Wahid tentang tingginya angka kemiskinan yang diakibatkan semakin banyaknya pendatang baru di Mamuju, saat debat publik Pilkada Mamuju putaran pertama Sabtu, (31/10/20) lalu, menuai protes keras dari paguyuban Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS).
Bendahara Umum KKSS, Kamal Nasser, mengaku keberatan dengan pernyataan itu. Ia menilai pernyataan itu dapat memicu konflik berbau SARA.
“Pak Habsi ini seolah-olah memisahkan antara masyarakat pribumi dengan pendatang. Jadi kami meminta kepada Habsi untuk minta maaf secara terbuka diruang publik kepada msyarakat Mamuju,” tandas Kamal, saat menemui awak media di salah satu Cafe di Mamuju, Minggu (01/11/2020) malam.
KKSS merasa dilukai atas pernyataan tersebut. Ia menilai, seorang calon kepala daerah tidak sepantasnya mengucapkan kalimat itu. Mengalamatkan penyebab kemiskinan kepada pendatang baru.
“Ini bukan soal pendatang baru atau pendatang yang sudah lama, yang pasti pak Habsi ini menyebut pendatang sebagai penyebab kemiskinan di Kabupaten Mamuju,” lanjut Kamal Nasser.
Untuk itu, ia meminta kepada Habsi untuk memaparkan data secara jelas berapa jumlah kemiskinan yang diakibatkan oleh pendatang baru.
“Kami minta pak Habsi-Irwan ini untuk menunjukkan data kemiskinan yang disebabkan oleh pendatang. Jangan sampai diantara mereka ada yang berasal dari keluarga besar kami di KKSS,” tegasnya.
Ditempat berbeda Ketua Umum KKSS H. Andi Umar. P, menegaskan, sangat menyesalkan dengan pernyataan Habsi. Dia mengaku kecewa.
“Kami merasa sangat kecewa atas pernyataan itu. Kalau pun yang dia maksud itu pendatang baru, apa bedanya dengan kami yang pendatang lama? Kan kami sama-sama pendatang di Mamuju,” katanya.
Ia juga mengingatkan, jangan melupakan filosofi orang Mamuju yang mengatakan ‘Kalau Kita Sudah Meminum Air Orang Mamuju, Maka Kita Juga Telah Menjadi Bagian Dari Mamuju’.
“Mamuju adalah tempat yang ramah bagi siapa saja. Sering kita sebut bahwa Mamuju ini Indonesia mini karena memang sangat heterogen. Untuk itu, narasi seperti itu sangat tidak tepat dikatakan oleh seorang calon pemimpin,” tegas mantan Sekda Mamuju ini.
KKSS rencananya akan mengambil langkah tegas dengan melaporkan hal terserbut kepada Bawaslu. Karena diduga telah melanggar PKPU dengan menyinggung isu SARA.
(*)