Mapos, Makassar – Dalam rangka memperkuat kontribusi terhadap pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan penguatan karakter bangsa, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Masjid Nurul Huda, Jalan Bontoduri, Kota Makassar, Sabtu (18/10/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan DPD LDII Kota Makassar, Kabupaten Maros, Gowa, dan Pangkep, serta jajaran pengurus PC dan PAC LDII se-Kota Makassar. Suasana Rakorwil berlangsung khidmat namun penuh semangat, menggambarkan tekad kuat LDII untuk terus berperan aktif dalam pembangunan daerah dan nasional.
Dalam materinya, Ketua DPW LDII Sulawesi Selatan, Asdar Mattiro, S.Sos., M.I.Kom., menekankan bahwa LDII bukan hanya organisasi dakwah, tetapi juga wadah pengabdian masyarakat di berbagai bidang strategis. Ia memaparkan arah gerak LDII melalui delapan klaster pengabdian, yang meliputi wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan, kesehatan dan pengobatan herbal, ekonomi syariah, pertanian dan lingkungan hidup, teknologi digital, serta energi baru dan terbarukan.
Menurut Asdar, delapan klaster ini menjadi bentuk konkret kontribusi LDII dalam menjawab berbagai tantangan zaman. “LDII ingin menjadi bagian dari solusi bangsa, bukan hanya dalam aspek spiritual dan moral, tetapi juga dalam sektor sosial, ekonomi, dan teknologi. Semua program ini diarahkan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, produktif, dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Asdar menjelaskan tiga nilai utama yang menjadi ciri khas perjuangan LDII, yakni Karya, Kontribusi, dan Komunikasi. Nilai pertama, Karya, bermakna bahwa setiap warga LDII didorong untuk melakukan tindakan nyata yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Nilai kedua, Kontribusi, menekankan pentingnya partisipasi aktif warga LDII dalam memberikan sumbangsih positif di lingkungannya. Sedangkan nilai ketiga, Komunikasi, mengajarkan pentingnya membangun hubungan yang baik dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, tokoh masyarakat, dan lembaga lainnya, demi terciptanya kolaborasi yang harmonis.
Dalam konteks penguatan organisasi, Asdar menegaskan pentingnya melakukan musyawarah rutin minimal satu kali setiap bulan sebagai forum koordinasi dan evaluasi program kerja. Ia juga mengingatkan bahwa kegagalan dalam merencanakan berarti sama dengan merencanakan kegagalan, sehingga setiap pengurus di semua tingkatan harus memiliki program kerja tahunan yang jelas dan terukur. Selain itu, proses pengkaderan juga menjadi prioritas agar generasi muda LDII memiliki ruang untuk belajar, berkontribusi, dan mengambil peran dalam kegiatan sosial maupun dakwah.
Asdar turut menyoroti pentingnya pemanfaatan media sosial sebagai alat perjuangan modern. Menurutnya, di era digital saat ini, dakwah dan pengabdian tidak hanya dilakukan di mimbar atau majelis taklim, tetapi juga melalui ruang digital yang bisa menjangkau masyarakat luas. Ia mendorong seluruh kader LDII untuk aktif di media sosial dalam menyebarkan pesan-pesan positif, edukatif, dan inspiratif.
Dalam penutup arahannya, Asdar mengingatkan peserta Rakorwil untuk menghindari 4 sikap yang menjadi penghambat perjuangan, yakni malas, malu, menunda, dan gengsi. Ia menegaskan bahwa keberhasilan organisasi sangat bergantung pada semangat, ketekunan, dan keberanian warganya untuk bergerak dan berbuat nyata. “Ayo bangkit, berani bergerak, dan terus berkontribusi! Jangan menunggu kesempatan datang, tapi ciptakanlah peluang untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama,” serunya disambut tepuk tangan peserta Rakorwil.
Melalui Rakorwil ini, LDII Sulawesi Selatan menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan menjadikan pengabdian sebagai panggilan moral dan spiritual. Seluruh program dan kebijakan LDII diarahkan untuk mendukung visi besar pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, sejalan dengan semangat Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan pembangunan sumber daya manusia dan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama.
Rakorwil LDII Sulsel 2025 menjadi bukti nyata bahwa organisasi keagamaan dapat memainkan peran penting dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan, memperluas akses pendidikan, meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, serta membangun karakter bangsa yang unggul dan berdaya saing.
(*)





