Mapos, Majene — Festival Sipamandar merupakan event kebudayaan yang dirancang untuk mengembalikan marwah kebudayaan Mandar yang diramaikan puluhan sanggar seni di Kabupaten Majene dan Sulawesi Barat.
Berbagai kesenian Mandar disuguhkan, mulai dari para maestro alat musik keke yang dibawakan oleh Pua’ Moha yang bersia 105 tahun dan Pua’ Jalal usia 80 tahun. Kemudian ada juga Sastra Mandar, Tari Makkadaro, Parrawana Api api, penampilan tari Sipamandar yang merupakan hasil workshop Belajar Bersama Maestro (BBM) dan yang tidak ketinggalan penampilan para maestro kesenian Passayang-sayang, Halijah dan Syarifuddin.
Diawal acara, Tari Pattu’du Tommuane atau Tari Bulu Manuq yang disuguhkan enam orang penari laki laki menjadi pembuka acara puncak Festival Sipamandar Majene Mandar 2021 yang dilaksanakan di Rumah Jabatan Bupati Majene Selasa malam (5/10/2021) dengan dipandu oleh MC Fyan Ilbas dan Wardanengsih.
Kepala Disbudpar Majene Andi Beda Basharoe menjelaskan, sebenarnya Festival Sipamandar telah direncanakan sejak 2019 namun baru terlaksana pada tahun 2021.
Kegiatan tersebut merupakan upaya kemajuan implemetasi UU 45 tahun 2017 yang bertujuan mendapat menjaga ekosistem kebudayaan agar tetap bisa berjalan.
Sebelum acara puncak, kata Andi Beda telah dilaksanakan beberapa rangkaian kegiatan yang berorientasi dengan capacity building seperti Bimtek, Workshop dan juga seminar termasuk Belajar Bersama Maestro (BBM) yang di mulai sejak 7 September 2021.
Dari hasil seminar dan kegiatan Belajar Bersama Maestro tersebut menghasilkan berbagai jenis kesenian seperti tarian yang salah satunya memadukan wilayah agraris dan pengunungan.
Ia juga mengaku bangga karena Majene menjadi salah satu dari sembilan Kabupaten di Indonesia yang melaksanakan kegiatan BBM dan mendapat support penuh dari Kementerian Riset Dikti.
Ia berharap Festival tersebut akan berkelanjutan dan tetap mendapat dukungan dari semua pihak. “Mudah- mudahan tidak berhenti di tahun ini dan Festival Sipamandar ini tetap mendapat dukungan dari pemerintah serta seluruh stakeholder,” jelasnya.
Agustina perwakilan dari tim ahli Indinesiana menjelaskan keberadaan lembaga tersebut untuk membatu tatakelola kegiatan Festifal Kebudayaan berkelanjutan, berjejaring.
Ia berharap Fesrival Sipamandar akan menjadi pemantik kembalinya marwah sipamandar. “Kegiatan seperti ini membutuhkan energi dan kebersamaan. Mari kita kawal kelanjutan dukung kebudayaan di Majene, kita sepakat festival 2022 akan terjadi kembali,” ujarnya.
Setelah menyaksikan penampilan para pelaku seni, Wakil Bupati Majene Arismunandar mengaku terharu gembira dan bahagia melihat para budayawan dan pelaku seni berkolaborasi bersama dalam hal melestarikan kebudayaan mandar melalui event trersebut.
Ia bahkan bersedia mendukung penuh kegiatan tersebut agar kedepanya bisa kembali dilaksanakan sebagai wujud pelestarian kebudayaan Mandar.
Kemajuan teknologi saat ini kata Aris, harus menjadi media untuk membantu semua terobosan dalam hal kebudayaan. “Melalui media yang ada seperti youtube, instagram dan media sosial lainnya kita bisa mengenalkan kebudayaan mandar,” ucapnya.
Selain Wakil Bupati Majene, Arismunandar, turut menyaksikan kegiatan, Kajari Majene, Nursurya, perwakilan Dandim 1401, Perwakilan Kapolres, Perwakilan Pengadilan Agama, perwakilan tim panel ahli Indonesiana Kemendikbudristek RI, Angg. DPRD Majene, Ketua & Wakil Ketua TP PKK Majene, Asisten Setda dan Staf Ahli Bupati Majene, para Kabag setda Majene, tokoh budaya Mandar serta para pelaku seni.
(*)