Mapos, Majene — Menjawab keluhan masyarakat atau user di kawasan perumahan yang dibangun oleh developer lantaran tidak tersedianya sarana angkutan sampah seperti bentor, owner PT Budi Utama Mahakarya selaku pelaksana pembangunan perumahan Sierra Primana Residence (SPR) di Kelurahan Lembang Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, Syamsir berjanji akan menyiapkan sarana dalam bentuk CSR berupa bentor untuk mengangkut sampah user.
Kepada wartawan saat bincang-bincang santai di salah satu cafe di Kabupaten Majene, Syamsir menceriterakan Ikhwal dirinya tertarik untuk berinvestasi di Kabupaten Majene.
“Saya tertarik untuk membangun perumahan di Majene. Karena Kabupaten Majene merupakan ibukota pendidikan di Sulbar yang tentunya kedepan akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Apa lagi ditambah dengan banyaknya pendatang yang ingin menuntut ilmu di Majene. Dampak hunian tidak main-main. Bisa menghidupkan sedikitnya 170 jenis usaha di sekitar perumahan,” terang pengusaha asal Mamuju yang debutnya dimulai sejak tahun 2016 silam, Rabu 5 November 2025.
Dikatakan, sebelum membangun di kawasan yang dia beli seluas hampir satu hektar itu akan dibangun sebanyak 70 unit bangunan perumahan jenis subsidi, pihaknya sudah melakukan sejumlah kajian dampak lingkungan secara mandiri.
Kendati hingga hari ini syarat formal seperti gelaran PKM dengan pelibatan masyarakat dalam pembangunan belum dilaksanakan, namun sebelum memulai kegiatan, pihak telah melakukan beberapa kajian dampak lingkungan.
“Memang kita belum melakukan PKM lantaran pihak kelurahan belum merealisasikan jadwal yang tadinya disepakati di awal bulan. Pak Lurah masih berhalangan. Mungkin besok (Kamis 5 November2025) kita akan laksanakan PKM,” ungkapnya.
Menurut dia, ada beberapa spesifikasi teknis yang belakangan mencuat di kalangan masyarakat sekitar, seperti kekhawatiran saluran buang akan berdampak kepada perumahan yang bersebelahan dengan SPR.
“Semua itu kita sudah pikirkan. Kita tidak akan membuat saluran buang mengarah ke permukiman warga yang berada di bawahnya. Kita sudah siapkan alur buang air bukan limbah ke bak penampungan yang kita bangun 8×15 meter dan tinggi 2,5 meter ditambah resapan. Khusus limbah, kita juga siapkan instalasi berupa IPAL,” bebernya
Dia menambahkan, jika masyarakat khawatir bahwa limbah rumah tangga akan dibuang ke permukiman yang memang berada di bawah hunian, sudah dipikirkan oleh pengelola, termasuk dampaknya, sehingga dicarikan solusi terbaik dengan berkoodinasi dengan pihak terkait.
“Masing-masing rumah, kita buatkan IPAL dan septik yang sesuai syarat,” imbuhnya.
Dia berharap agar masyarakat mendukung program tiga juta rumah yang diprogramkan oleh pemerintah.
“Yang paling penting adalah, rumah yang kita bangun tidak akan mengecewakan sebab saya membangunnya untuk diri saya sehingga pengerjaannya bukan asal-asalan,” katanya.
Disinggung soal sudah berapa unit yang diminati oleh user, Syamsir menjelaskan, dari 70 unit yang dia sediakan, 62 diataranya sudah laku terjual.
“Sisanya 18 unit. Ayo, siapa lagi yang berminat, silakan hubungi kami,” tutupnya sembari menyeruput jus sirsak.
(*)






