Mapos, Majene — Siapa sangka kalau Calon Bupati Majene Nomor Urut 01, Patmawati Fahmi pernah berposko Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur.
Menurut istri mendiang almarhum Fahmi Massiara ini dirinya pernah berKKN di Kelurahan Tande, Kecamatan Banggae Timur di rumah milik almarhum H Basri dan almarumah Hj. Bidong.
“Rumah ini pernah menjadi lokasi kegiatan dan merupakan Posko KKN saya sewaktu masih kuliah tahun 1989 atau 31 tahun yang lalu,” ungkap Patmawati Fahmi saat berkunjung dalam rangka sosialisasi program kampanye Pilkada 2020, beberapa waktu lalu.
Dikatakan, pada 1989 sebelum dia menikah dengan Fahmi Massiara pada 1995, dirinya sudah menyatu dengan masyarakat Majene khususnya di Tande.
“Inimi rumah yang saya tempati beberapa bulan sewaktu melaksanakan KKN sebagai Mahasiswa UNM tahun 1989. Jadi jauh sebelum saya menikah dengan almarhum tahun 1995, 6 tahun sebelumnya saya sudah ada di Majene, menyatu dengan masyarakat dalam program KKN,” kata Patmawati
Malah, Patmawati menunjukkan kamar yang masih dia tempat dulu semasa dirinya bersama taman KKN di Tande.
“Ini kamar yang saya tempati dulu, masih belum berubah sampai sekarang. Anaknya almarhum ada dua orang, yang ini Ba’li, sewaktu saya ada disini tahun 1989, masih SMP, dekarang alhamdulillah sudah berkeluarga”, tambahnya.
Kedatangan Ketua PMI Majene ini disambut hangat oleh warga, khususnya tuan rumah dan tetangga sekitar yang punya kenangan sewaktu Patmawati ber-KKN.
Salah seorang warga lainnya turut menyampaikan supaya masyarakat tidak usah terpengaruh dengan isu politik identitas yang kerap digaungkan kubu sebelah.
“Sudah sepantasnya kita janganmi terpengaruh dengan isu kesukuan. Ini ibu sudah puluhan tahun jadi orang Mandar dan paham kondisi masyarakat dengan pengalamannya sebagai istri Almarhum Fahmi Massiara,” ucap Dewi, warga Tande.
Menanggapi pernyataan Dewi, Patmawati Fahmi mengatakan bahwa keberadaan dirinya di Majene memang untuk membangun Majene.
“Dari dulu tekad saya memang ingin Majene ini lebih baik ke depan. Ditambah lagi almarhum suami saya berkeinginan sama dengan saya, ingin Majene lebih baik. Yah, sesuai yang disampaikan oleh ibu Dewi, ya kitami yang menilai. Ini bukan ambisi, tapi amanah dari almarhum juga harus saya tunaikan. Yang jelas, saya ini raganya saja almarhum yang saya gantikan, tapi semangat, ide dalam membangun dan visi memajukan daerah tetap sama,” ungkap Patmawati.
Lebih jauh kata dia, sudah 25 tahun dirinya berkeluarga di Majene dan ada sekitar 75 desa/kelurahan sudah dia datangi setiap tahun.
“Kami berdua dengan Pak Lukman benar-benar berikhtiar untuk hadir di masyarakat, Insya Allah kami siap mewakafkan dan mengabdikan diri semaksimal mungkin untuk Majene,” pungkas Patmawati.
(*)