Mapos, Jakarta — Sea Games ke 32 akan di gelar pada tanggal 5 Mei 2023 di Cambodia.
ini pertama kalinya cambodia menjadi tuan rumah.
Diketahui, Indonesia akan mengirimkan sebanyak 599 atlet dengan mengikuti 31 cabang olah raga dari 36 yang dipertandingkan. Indonesia akan berjuang keras mempertahankan posisi ke 3, sama dengan Sea Games Vietnam 2021 lalu.
Wakil Ketua Umum Kadin bidang industri olahraga Irawadi D Hanafi, mengatakan, Sea Games adalah pesta olahraga tuan rumah. Oleh karenanya cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan selalu menguntunkan tuan rumah.
“Sepertinya Indonesia akan kehilangan 39 medali emas dari sea games sebelumnya di vietnam. Kenapa? Karena beberapa cabor dihilangkan. Salah satunya panahan yang diketuai oleh Arsjad Rasjid. Padahal cabor ini berpotensi kehilangan 5 medali emas,” ulasnya melalui WhatsApp Massanger, Minggu (30/04/2023).
Dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang merupakan PERPRES no 81 tahun 2022, lanjutnya, Sea Games adalah sasaran antara. Artinya, Sea Games bukan untuk meraih medali, tetapi memberikan kesempatan kepada Atlet-atlet muda Indonesia untuk menambah jam terbangnya menuju olimpiade Perancis 2024 mendatang.
“Tapi anehnya, oleh pemerintah setiap cabor yang diberangkatkan dituntut merebut medali emas. Ini rasanya kebijakan yang keliru dan menurut Menpora sebelumnya, DBON belum ada anggarannya dalam APBN,” kata Irawadi.
Dalam DBON, sebutnya, ada 14 cabor yang diunggulkan. Yakni bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik, dan pencak silat. Semuanya mempunyai target utama di Olimpiade.
“Tidak mudah untuk mengikuti olimpiade, semua ada tahapannya. Saya ambil contoh panahan, ada 3 even yang harus diikuti sebelum kita berlaga di olimpiade. Itu merupakan tiket dan poin yang harus diambil. Sama dengan cabor-cabor lainnya, tidak bisa ikut begitu saja,” tutur Bendahara Umum PB Perpani ini.
Kembali ke Sea games, Irawadi menilai, sebaiknya ke depan hanya cabang mother sport saja yang dipertandingkan. Maksudnya, olahraga wajib yang dipertandingkan di olimpiade. Menurutnya, selain menghemat biaya. juga jelas arahnya.
“Prestasi itu harus dibeli. Kalau untuk APBN 2023 saja kemenpora hanya mendapat Rp2, 53 Triliun, termasuk untuk kepemudaan, jangan berharap prestasi kita akan lebih baik. termasuk di Sea Games Cambodia.
Saya bukan pesimis tapi realistis dengan kondisi yang ada. Political will pemerintah untuk dunia olahraga memang belum maksimal atau mungkin belum ada,” kritisnya menutup.
(*)