Mapos, Mamuju – Kementerian Pedesaan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi Kemendes RI, hari ini, Selasa (2/10/2018) menyalurkan bantuan kepada korban gempa dan tsunami di Donggala-Palu, Sulteng.
Bantuan yang diberikan itu terdiri dari logistik dan peralatan yang dianggap dapat membantu para korban, antara lain terpal, tikar, selimut, air minum, termasuk genset disalurkan sebagai bahan penerang.

Bantuan tersebut merupakan swadaya dari para pegawai hingga pejabat Kemendesa RI yang tergerak setelah melihat beban para pengungsi, sebagaimana tindakan diambil pada bencana di daerah lain.
Menurut Direktur Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi, Sigit Mustopo mengatakan, sebelum bantuan diberikan, diawali identifikasi oleh tim pendamping yang tersebar di Palu.
Tim di lapangan diminta menginventaris kebutuhan paling urgent pengungsi, kemudian ditindaklanjuti dengan verifikasi oleh timnya.
“Tugas kami sebenarnya di pasca dan pra bencana. Tapi kami diminta oleh menteri untuk inventarisir kebutuhan pengungsi dan melakukan kaji cepat. Kemudian kami melihat ada beberapa barang yang sangat diperlukan oleh pengungsi dan kami bawa hari ini,” kata Sigit.
Selain hasil cek lapangan langsung, bantuan yang diserahkan itu juga dikoordinasikan melalui BNPD seperti kebutuhan, tikar, terpal, beras, selimut, air minum, termasuk genset.
Dia mengatakan, tim pertama telah lebih dulu berada di Palu pada Minggu (30/9/2018).
“Dengan ini, sudah tim kedua dan pada minggu berikutnya akan ada lagi tim ketiga bergerak ke Palu,” ujarnya.
Sigit mengatakan, untuk titik kumpul tim, sudah disiapkan posko di Palu yakni di kantor Transmigrasi Sulteng.
Target bantuan akan disebar ke beberapa titik di Palu, karena menurut informasi yang mereka terima konsentrasi logistik banyak yang mengarah ke Palu.
“Nantinya dari Palu kita akan bentuk tim yang namanya tim antara. Tugas dari tim ini adalah melakukan pendataan dan pendistribusian kepada korban yang ada di Donggala-Sigi,” sebut Sigit.
Selain itu, lanjut Sigit, rumah-rumah transmigrasi yang rusak akan dilakukan pendataan dan dilaporkan ke pusat kemudian akan diberikan bantuan, termasuk yang ada di Mamuju Utara, Sulbar.
“Tim akan berada di Palu selama satu hingga dua minggu kedepan sambil melakukan pendataan kerusakan rumah transmigrasi milik warga yang terhimbas gempa dan tsunami,” kuncinya.
Sementara itu, Kadis Transmigrasi Sulbar H. Herdin Ismail mengatakan, tugas dari Transmigrasi Sulbar yakni mengambil peran untuk kelancaran komunikasi dalam penyaluran bantuan hingga sampai ke titik yang telah ditentukan.
“Kita berjibaku dengan Dinas Transmigrasi di Kabupaten mengambil peran karena yang paling aman dilalui untuk lewat darat adalah Mamuju, Mateng, Pasangkayu. Kita juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian di Pasangkayu dalam pengawalan pendistribusian bantuan sampai ke Palu,” tuturnya.
Khusus untuk di Sulawesi Barat, kita terjunkan personil yang tugasnya membantu tim dari Kemendes dan Transmigrasi RI untuk bersama-sama memberikan bantuan secara langsung kepada para korban gempa dan tsunami ywng masih bertahan ditempat pengungsian.
“Inilah adalah misi kemanusiaan. Kita akan membek up tim dari Kemendes dan Transmigrasi RI bersama-sama Transmigrasi Sulbar dan Majene memberikan bantuan,” terang Herdin.
Herdin mengatakan, misi kemanusiaan ini akan berlanjut terus hingga dipastikan semua korban terlayani dengan baik sambil dilakukan pendataan kerusakan bangunan yang kemudian akan diberikan bantuan.
(usman)