Mapos, Pasangkayu – Sebanyak 5 ternak sapi milik warga di Desa Martasari Kecamatan Pedongga Kabupaten Pasangkayu mati. Diduga akibat keracunan di dalam areal perkebunan kelapa sawit PT Mamuang.
“Tidak sampai sepekan terakhir, sudah ada 5 ekor sapi mati. 4 ekor diantaranya di dalam area perkebunan sawit PT Mamuang pada di hari Sabtu dan Minggu pekan kemarin,” kata salah seorang warga peternak sapi, Asyar, saat ditemui lansung di lahan peternakan, Senin (07/02/2022).
Disebutkan, ternak sapi mati dalam area perkebunan Afdeling India Blok 8 dan 2. Seekor diantaranya berada di luar area, meski sebelumnya sempat masuk ke area Afdeling Brafo Blok 2. Diduga, sapi-sapi itu mati karena keracunan pupuk tanaman baru Reflenting sawit.
“Kami ada dugaan sementara, ternak kami mati disebabkan keracunan pupuk bermerek Librel CU. Kami menemukan puluhan label atau pembungkus pupuk yang berserakan di area perkebunan,” duga Asyar.
Ia mengatakan, permasalahan ini akan di laporkan ini ke pemerintah desa setempat. Dia menyayangkan pihak PT Mamuang menggunakan pupuk tidak memberitahukan dulu ke warga, sehingga mengakibatkan hewan ternak keracunan. Kejadian ini terhitung sejak akhir 2 pekan kemarin.
“Proses pemupukan tanaman sawit perusahaan yang berada di afdeling tidak ada pemberitahuan seperti biasanya. Kalau ada, warga dapat mengantisipasinya dan sementara waktu tidak melepas ternaknya di lokasi tersebut. Saya kira jika ada kerja sama yang baik, sehingha hal semacam ini terjadi,” kecewa Asyar yang kerap dipanggil Bapak Ari ini.
Ia menilai, dalam hal ini pihak perusahaan tidak serius menjaga komunikasi dengan baik kepada masyarakat yang tinggal di sekitar area perkebunan atau ring satu. Termasuk masyarakat yang mereka tahu adalah sebagian peternak sapi. Pasalnya, sebelum melakukan pemupukan, pihak perusahaan juga harus memperbaiki pagar sebagai pembatas area perkebunan, sehingga ternak tidak bisa masuk.
“Memang betul pihak perusahaan telah membuat pagar, jauh hari sebelum pemupukan tetapi masih belum semuanya dipagari. Pagarnya juga amburadul, terlihat dari pemasangan tiang saja berjarak, hingga 3 meteran. Pagarnya tidak bagus khususnya di Afdeling Brafo,” nilai Asyar.
Ia menambahkan, dengan adanya permasalahan ini, pihak perusahaan sudah tidak lagi pada tujuan dan visi-misinya. Dimana kehadiran perusahaan bisa memberikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Nah, kalau sudah begini kami-kami ini yang di rugikan. Dengan model gegabah dan kurang komunikasi kepada warga sekitar. Sampai hari ini sudah 5 sapi yang mati. Belum kita ketahui besok atau lusa,” tambahnya.
Setelah kejadian ini, dipastikan seluruh warga menjaga ternaknya masing- masing. Dan berharap, tidak ada lagi ternak yang menjadi korban pemupukan tanaman milik perusahaan.
“Kami sangat berharap tidak bertambah hewan ternak kami yang mati. Saat ini kita harus menjaga masing-masing ternak kita,” tuturnya.
Dihubungi melalui WhatsApp Community Development Officer (CDO) PT Mamuang Rudi Hermanto mengakui mendapat informasi ternak sapi warga yang mati di areal perkebunan perusahaan.
“Iya, kami mendapatkan info jika ada beberapa ternak sapi warga yang mati di areal perkebunan,” aku Rudi.
Tetapi dirinya menampik, jika ada unsur kelalaian dari pihak perusahaan. Karena setiap akan melakukan pemupukan, pihak perusahaan akan memberikan informasi dan konfirmasi kepada seluruh warga yang mempunyai ternak sapi yang mencari makan di sekitar areal perkebunan. Dan yang terpenting, katanya, perusahaan juga sudah mengantisipasi sejak awal, untuk bisa saling menjagam salah satunya dengan memberikan pagar berdiri areal perkebunan yang akan di berikan pupuk.
“Jadi tidak benar jika tidak adanya informasi sebelumnya kepada warga khususnya yang peternak sapi. Karena perusahaan tahu banyak ternak warga yang cari makan di area kebun. Agar masing-masing bisa menjadi ternak sementara selama dalam proses pemupukan. Jadi sudah menjadi kebiasaan kita kalau melakukan pemupukan disampaikan di apel pagi karyawan. Dan biasanya orang-orang yang punya sapi pasti tahu,” urainya.
Dirinya juga menjelaskan, pada dasarnya sapi memang tidak boleh masuk areal perusahaan karena merusak dan memakan daun sawit muda. Sehingga perusahaan melakukan pagar duri keliling untuk antisipasi sapi masuk ke areal tanaman muda,
“Kalau pun ada pemupukan kelapa sawit dan Sapi ada yang masuk keareal perusahaan dengan menorobos pagar. Dan memakan pupuk tersebut. Kami juga sangat sayangkan itu,” jelas CDO perusahaan ini.
(*)