Mapos, Majene — Kendati upaya sosialisasi untuk menaati standar protokol kesehatan saat pandemi Covid-19 terus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Majene, namun masyarakat sepertinya semakin abai atas ancaman virus mers 2 ini.
Menurut Kasatpol PP Kabupaten Majene, Zainal Arifin, Selasa (17/11/2020) sejak Covid-19 mendera dunia hingga ke Kabupaten Majene, pihaknya tidak pernah berhenti mengimbau masyarakat agar berperilaku sehat demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Bahkan, pihaknya mengaku mengerahkan seluruh pasukan untuk terus melakukan penertiban hingga penindakan terhadap pelanggar disiplin Protokol Kesehatan setelah Surat Edaran Bupati Majene dikeluarkan.
Hanya saja ia menyayangkan karena penegakan disiplin dengan payung hukum Surat Edaran Bupati tidak cukup memadai menyanksi berat kepada pelanggar.
“Kalau cuma sanksi push up dan membersihkan sampah tidak efektif diberikan kepada pelanggar yang tidak memakai masker saat keluar rumah. Kalau bukan sanksi uang, percuma saja,” kata Zainal Arifin.
Dikatakan, sejak Surat Edaran Bupati Majene dikeluarkan beberapa bulan lalu, pihaknya setiap hari melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan, namun hingga saat ini tidak ada angka penurunan jumlah pelanggar yang disanksi.
“Tadi saja kita mendapati sekitar 60 pelanggar dan ada beberapa diantaranya PNS. Susah memang kalau kita tidak sama-sama menyadari bahaya Covid-19,” sebut Zainal Arifin.
Lebih jauh kata dia, ada sejumlah kendala dia hadapi dalam penegakan disiplin Standar Prokes di satuan yang dia pimpin. Diantaranya, dari segi anggaran yang tidak cukup memadai untuk mengawal Perda dan aturan lain Pemerintah Daerah.
“Anggaran kita sangat minim untuk menopang kerja teman-teman. Hanya sekitar Rp350 juta saja pertahun. Sementara beban kerja cukup besar pada situasi Pandemik seperti saat ini,” ungkap Zainal Arifin.
Namun lanjut dia, dengan kondisi pendanaan yang minim itu tidak menyurutkan kerja satuannya untuk terus mengawal aturan pemerintah.
“Kita jalani saja secara ikhlas, semoga saja apa yang kita lakukan bisa berbuah pahala dan pandemi Covid-19 segera berlalu,” pungkasnya.
Dari pantauan Mamujupos.com, aktifitas keseharian masyarakat Majene di sejumlah wilayah layaknya pandemi Covid-19 sudah hilang.
Setiap hajatan kawinan dengan melibatkan orang banyak sudah dianggap seperti biasa. Bahkan, acara dangdutan tidak ketinggalan pada pesta perkawinan warga dan tidak menggunakan masker apalagi atur jarak.
Sayangnya, tak satupun instansi terkait di Kabupaten Majene peduli dengan kondisi tersebut. Dikhawatirkan, penyebaran Covid-19 di Kabupaten Majene akan membuat klaster baru.
(ipunk)