Hasil UNBK Sulbar Paling Buncit Se Indonesia, Arifuddin : Lebih Utama Kejujuran

Hasil UNBK Sulbar Paling Buncit Se Indonesia, Arifuddin : Lebih Utama Kejujuran
Kepala Dinas Pendidikan Sulbar, Arifuddin Toppo

Mapos, Mamuju – Hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMA/SMK/MA telah diserahkan oleh Kemendikbud kepada setiap Pemda. Nilai UNBK diserahkan pada tanggal 3 Mei 2019. Dikutip dari laman resmi kemdikbud.go.id, tahun ini rata-rata nilai UN untuk tingkat sekolah atas meningkat dan posisi Sulbar berada paling bawah. Khususnya untuk tingkat SMK

Menyingkapi hal ini Kepada Dinas Pendidikan Sulbar Arifuddin Toppo, mengatakan, ilmu pengetahuan penting. Namun lebih utama kejujuaran.

Hasil UNBK Sulbar Paling Buncit Se Indonesia, Arifuddin : Lebih Utama Kejujuran

“Kita bersyukur bahwa Sulbar sudah 100 Persen UNBK. Jadi, orang mengatakan ilmu pengetahuan itu penting, tetapi lebih utama itu kejujuran. Berdasarkan data pada waktu penyerahan nilai, Alhamdulillah Sulbar tidak ada satu pun yang berkasus kaitannya dengan peserta UNBK. Berarti tingkat kejujuran bagus,” katanya, Senin (20/05/2019).

Menurut Arifuddin, hasil Ujian Nasional SMK tersebut bakal dijadikan bahan evaluasi untuk menentukan hal-hal yang mesti mendapat sentuhan perbaikan pada upaya peningkatan mutu pendidikan di provinsi ke-33 ini.

Hasil UNBK Sulbar Paling Buncit Se Indonesia, Arifuddin : Lebih Utama Kejujuran

“Saya kira ini akan menjadi data untuk memetakan penyelesaian masalah mutu pendidikan di Sulbar. Terurtama tiga mata pelajaran inti yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika. Tentu ini kita akan mencari titik masalahnya. Apakah karena memang kekurangan guru, atau guru yang mengajar bukan yang berkualifikasi? Itu tentu akan kita lihat,” katanya.

Berdasarkan data yang diperoleh, Sulawesi Barat jadi provinsi dengan nilai paling kecil untuk hasil Unjian Nasional SMK tahun 2019. Raihan poin untuk Sulawesi Barat bahkan lebih rendah dibandingkan provinsi Papua dan Nusa Tenggara Timur.

“Hasil UNBK ini bukan sasarannya kepasa siswa. Sasarannya ini adalah untuk data Kementerian untuk memetakan peningkatan mutu. Pentingnya ini karena kewajibannya seorang PNS untuk mengikuti pelatihan dalam setiap tahun itu sudah jelas semua,” pungkas Arifuddin Toppo.

(*)