Mapos, Mamuju – Hasil Ujian Nasional SMK tahun 2019 menempatkan provinsi Sulawesi Barat sebagai daerah dengan capaian terendah se Indonesia. Hal tersebut mengudang reaksi keras dari Kepala Dinas Pendidikan Sulawesi Barat, Arifuddin Toppo. Dia menilai, rendahnya hasil ujian SMK tahun 2019 adalah tamparan di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan di provinsi Malaqbi ini.
“Ini satu tamparan. Tetapi juga menjadi dasar yang sangat berharga untuk kita mengambil langkah terbaik ke depan,” kata Arifuddin, Senin (20/05/2019).
Meski begitu, hal positif yang dapat dipetik dari pelaksanaan UNBK SMK tahun 2019 ini, kata Arifuddin, adalah langkah pemerintah untuk menggelar Ujian Nasional berbasis komputer di Sulawesi Barat.
“Paling tidak, keberanian kita ini langsung 100 Persen UNBK adalah suatu langkah yang dijempol oleh Dirjen Kementerian Pendidikan,” aku mantan Kepala Dinas Pendidikan Polman ini.
Penyebab lain rendahnya capaian Ujian Nasional SMK tahun 2019 adalah minim atau belum memadainya sokongan anggaran pendidikan. Angka 20 Persen dari APBD untuk sektor pendidikan, dinilai Arifuddin, sama sekali belum direalisasikan secara menyeluruh.
“Ini juga yang penting untuk kita sepakati. Sebenarnya yang dimaksud dengan 20 Persen, anggarannya yang mana itu? Sebab banyak pihak di Sulawesi Barat ini telah dengan percaya dirinya mengklaim bahwa 20 Persen dari APBD itu telah disalurkan utuh ke sektor pendidikan. Bahkan ada yang mengatakan anggaran pendidikan di Sulbar sudah 30 persen,” katanya.
(*)